MAULID NABI MUHAMMAD SAW
“MEMAKNAI KELAHIRAN RASULULLAH DALAM
KONTEKS REFORMASI AKHLAK DAN
UKHUWAH ISLAMIYAH”
12 RABIUL AWAL 1432 H / 15 FEBRUARI 2011
Nabi Muhammad SAW sebagai sosok agung sepanjang zaman sebagai teladan umat Islam seluruh dunia tak akan pernah tergantikan. Walaupun saat ini muncul kecenderungan sekelompok orang yang berani mengakui dirinya sebagai Nabi terakhir pengganti Beliau, atau lebih parah lagi mungkin mengakui dirinya sebagai Tuhan. Na’uzubillah……….
Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Ahzab : 21
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan mereka banyak menyebut Allah”.
Maka sesungguhnya hanya orang-orang tertentu saja yang dapat memetik teladan dari Rasulullah, yaitu :
1. Orang yang mengharap rahmat Allah SWT, tentu konsekuensinya jika sesorang mengharap rahmat Allah maka ia harus melaksanakan dan mengamalkan tugasnya sebagai hamba Allah SWT dengan beribadah dan beramal shalih, seperti yang telah dicontohkan Rasulullah.
2. Orang yang yakin akan kedatangan hari kiamat, keyakinan seseorang akan hal ini berimplikasi terhadap kehati-hatian dalam hidup dan beraktifitas sehari-hari hingga akhir hayat kita. Kesadaran ini diyakini bahwa suatu saat nanti semua itu akan dipertanggungjawabkan dihadapan Allah SWT.
3. Orang yang banyak menyebut Allah, yaitu orang yang selalu ingat kepada Allah SWT kapanpun dan dimanapun. Menyebut Allah dalam pengertian zikir, sholat, syukur, dan kesadaran pengawasan Allah SWT.
Coba kita perhatikan Rasulullah, Beliau suci, mulia, tanpa dosa (ma’sum) dan dijamin masuk surga tetapi Beliau masih mau ibadah kepada Allah SWT. Sekarang lihat diri kita, kita tidak suci, tidak mulia, kita banyak dosa (sadar atau tidak, besar atau kecil), dan tak ada yang menjamin kita masuk surga, lantas kenapa masih ada diantara kita yang berakhlak buruk pada sesama manusia bahkan sombong dan enggan beribadah kepada Allah SWT. Masya Allah……….
Sebagai umat yang mencintai Rasulullah mari kita maknai peringatan kelahiran Beliau dengan niat memperbaiki / REFORMASI AKHLAK dan perilaku kita, karena akhlak atau perilaku adalah buah dari iman yang ada pada diri kita masing-masing. Dan marilah kita tingkatkan UKHUWAH ISLAMIYAH (persaudaraan/persatuan umat Islam), kita rapatkan barisan menuju umat yang bukan hanya mayoritas tetapi juga berkualitas.
Ketika akhir-akhir ini Bangsa Indonesia dihadapkan pada berbagai krisis multi dimensi, maka sudah sepatutnya kita kembeli mengarahkan pandangan kita kepada Sang Teladan Umat dengan segala keteladanan pada dirinya.
Dan Peringatan Maulid Nabi Mihammad SAW tahun ini diwarnai dengan Kasus Aliran Ahmadiyah di Cikeusik Pandeglang Banten dan kasus-kasus penistaan dan penodaan Islam lainnya. Agaknya kita diharapkan untuk memiliki komitmen Iman, Ilmu dan Amal yang betul-betul "Kaffah" (utuh) terhadap Islam agar dalam situasi dan kondisi apapun kita tetap Istiqomah (yakin, mantap, lurus dan tegus pendirian) dalam beragama. Amin.
Ketika akhir-akhir ini Bangsa Indonesia dihadapkan pada berbagai krisis multi dimensi, maka sudah sepatutnya kita kembeli mengarahkan pandangan kita kepada Sang Teladan Umat dengan segala keteladanan pada dirinya.
Dan Peringatan Maulid Nabi Mihammad SAW tahun ini diwarnai dengan Kasus Aliran Ahmadiyah di Cikeusik Pandeglang Banten dan kasus-kasus penistaan dan penodaan Islam lainnya. Agaknya kita diharapkan untuk memiliki komitmen Iman, Ilmu dan Amal yang betul-betul "Kaffah" (utuh) terhadap Islam agar dalam situasi dan kondisi apapun kita tetap Istiqomah (yakin, mantap, lurus dan tegus pendirian) dalam beragama. Amin.